Canva Ai Kini Bisa Bicara 16 Bahasa Baru, Akses Desain Global Makin Mudah

Sedang Trending 17 jam yang lalu

Telset.id – Bayangkan Anda seorang pengusaha UMKM di Surabaya nan mau membikin poster promosi untuk pasar Vietnam. Atau seorang pembimbing di Medan nan perlu materi ajar visual untuk siswa internasional. Hambatan bahasa seringkali menjadi tembok besar dalam kreativitas. Nah, berita ceria datang dari Canva. Mitra AI imajinatif berbasis percakapan mereka sekarang tak lagi monolingual. Platform raksasa dengan 240 juta pengguna ini secara resmi mengumumkan ekspansi besar-besaran AI Canva ke 16 bahasa baru, termasuk Indonesia. Ini bukan sekadar terjemahan, tapi transformasi akses kreasi global.

Pengumuman nan dibuat pada 24 September 2025 ini menandai momen krusial dalam perkembangan kreasi berbantuan AI. Jika sebelumnya AI Canva hanya menguasai Bahasa Inggris, sekarang dia fasih berbincang dalam 17 bahasa. Daftarnya mencakup bahasa-bahasa dengan penutur terbanyak dan pengaruh budaya terkuat di dunia: Arab, Mandarin, Belanda, Prancis, Jerman, Hindi, Indonesia, Italia, Jepang, Korea, Polski (Polandia), Portugis, Spanyol, Thai (Thailand), Turki, dan Vietnam. Ini seperti memberi kunci universal untuk membuka pintu produktivitas tanpa batas.

Lalu, apa artinya bagi Anda? Ini berfaedah proses “berkata-kata” dengan AI untuk menghasilkan kreasi menjadi jauh lebih natural dan kontekstual. Anda tidak perlu lagi memikirkan perintah dalam Bahasa Inggris nan mungkin kurang tepat. Cukup sampaikan buahpikiran dalam bahasa ibu Anda, dan AI Canva bakal memahami nuansa, idiom, apalagi konteks budaya lokal. Inilah nan membedakannya dari tools AI lain nan hanya mengandalkan terjemahan literal. Seperti nan diungkapkan Cameron Adams, Co-founder dan Chief Product Officer Canva, konsentrasi pada keselarasan budaya dan kebutuhan lokal adalah kunci nan membikin Canva disukai banyak orang. Kini, dengan AI generatif, filosofi itu diwujudkan dalam corak nan lebih pandai dan inklusif.

Lebih Dari Sekadar Terjemahan: AI nan Paham Budaya

Ekspansi bahasa ini bukanlah proyek sederhana. Ini adalah pencapaian teknis signifikan nan melibatkan integrasi mendalam dengan pustaka aset kreasi Canva nan sangat besar. Hasilnya? AI Canva sekarang tidak hanya memahami kata-kata, tetapi juga konteks budaya, preferensi desain, dan style komunikasi unik dari setiap wilayah. Misalnya, ketika Anda meminta kreasi “poster pagelaran musim semi” dalam bahasa Mandarin, AI bakal menghasilkan visual nan sesuai dengan estetika dan simbolisme Tahun Baru Imlek, bukan sekadar kreasi generik. Begitu pula saat meminta “spanduk promo lebaran” dalam Bahasa Indonesia, elemen-elemen unik seperti ketupat alias masjid bakal lebih mungkin muncul.

Pendekatan ini mengingatkan kita pada perkembangan tools AI lain nan juga berfokus pada konteks, seperti ketika Google menambahkan fitur Canvas di AI Mode untuk perencanaan nan lebih terstruktur. Namun, Canva melangkah lebih jauh dengan langsung menyentuh jantung kreativitas: bahasa dan identitas budaya. Ini adalah langkah strategis untuk membangun AI nan betul-betul “paham desain”.

Fitur-fitur canggih dalam ekosistem Canva sendiri sudah banyak nan didukung AI. Sebelumnya, Telset.id telah membahas 10 Fitur AI Canva nan Bakal Bikin Desain Anda Makin Keren, nan menunjukkan sungguh platform ini serius mengintegrasikan kepintaran buatan ke dalam alur kerja kreatif. Ekspansi multilingual ini adalah puncak dari komitmen tersebut.

Dampak Nyata: Dari Kreator Tunggal hingga Perusahaan Multinasional

Lalu, siapa nan diuntungkan? Jawabannya: nyaris semua orang. Untuk pembuat perseorangan dan pelaku UMKM, ini adalah pintu masuk ke pasar global. Seorang pengrajin batik dari Solo sekarang dapat dengan mudah membikin katalog produk dalam bahasa Jepang untuk menjangkau pasar di Tokyo. Seorang content creator dapat menghasilkan meme alias konten media sosial nan relevan dengan tren lokal di beragam negara tanpa kudu merekrut translator alias desainer lain.

Bagi bumi pendidikan, pembimbing dan pengajar dapat membikin materi ajar nan lebih menarik dan mudah dipahami oleh siswa dari latar belakang bahasa nan beragam. Bagi perusahaan besar, ini menyederhanakan proses lokalisasi kampanye pemasaran secara signifikan. Alih-alih mempunyai tim kreasi terpisah untuk setiap region, perusahaan dapat memanfaatkan satu platform nan bisa beradaptasi dengan 17 bahasa dan 31 letak berbeda. Hal ini sejalan dengan visi Canva Visual Suite 2.0 sebagai solusi all-in-one untuk bisnis.

Kemudahan akses ini tercermin dari nomor nan fantastis: perangkat AI Canva telah digunakan lebih dari 20 miliar kali dan menjadi salah satu produk dengan pertumbuhan paling pesat sejak diperkenalkan di Canva Create pada April 2025. Angka ini berbincang lebih keras dari sekadar hype; ini adalah bukti mengambil massal dan kebutuhan nyata di masyarakat.

Masa Depan Desain nan Benar-Benar Tanpa Batas

Dengan pembaruan ini, Canva tidak hanya mengejar jumlah bahasa, tetapi kualitas interaksi. Antarmuka nan intuitif memungkinkan siapa pun, terlepas dari skill desainnya, untuk “bercakap-cakap” dengan AI dan menyaksikan ide-idenya terwujud dalam hitungan detik. Proses imajinatif nan dulu rumit dan penuh semboyan teknis, sekarang terasa seperti mengobrol dengan mitra nan mengerti kebutuhan Anda.

Perkembangan antarmuka AI nan user-friendly ini juga terlihat pada inisiatif platform lain, misalnya seperti OpenAI nan menghadirkan antarmuka baru berjulukan Canvas. Namun, Canva unik lantaran langsung mengintegrasikan kekuatan AI ini ke dalam penyunting kreasi nan sudah mapan dan dikelola oleh jutaan orang setiap hari.

Peluncuran ini juga dibarengi dengan pengumuman Canva World Tour, sebuah pagelaran produktivitas selama sebulan penuh nan bakal menjangkau organisasi global. Ini menunjukkan bahwa komitmen Canva tidak berakhir pada produk perangkat lunak, tetapi juga pada pembangunan ekosistem pembuat nan inklusif dan saling terhubung.

Jadi, apa makna semua ini bagi kita? Ini adalah pengingat bahwa teknologi, khususnya AI, pada dasarnya adalah alat. Keberhasilannya diukur dari seberapa wellai dia memberdayakan manusia. Dengan membuka akses kreasi bagi ratusan juta orang nan sebelumnya tersendat oleh bahasa, Canva tidak hanya membangun fitur baru; mereka membongkar tembok dan merajut jembatan. Di era di mana visual adalah bahasa universal, langkah Canva hari ini mungkin adalah salah satu kontribusi terpenting mereka untuk menciptakan bumi nan tidak hanya terhubung, tetapi juga saling memahami. Dan bagi Anda, ini adalah undangan terbuka untuk mulai mengekspresikan produktivitas tanpa ada lagi kata “tidak bisa” lantaran halangan bahasa.

Selengkapnya